sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Moody's Turunkan Peringkat Kredit AS, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Modal RI?

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
19/05/2025 13:54 WIB
Meskipun gejolak fiskal AS mengundang kekhawatiran global, analis menilai pasar Indonesia tak banyak bereaksi.
Moody's Turunkan Peringkat Kredit AS, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Modal RI? (Foto Istimewa)
Moody's Turunkan Peringkat Kredit AS, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Modal RI? (Foto Istimewa)

IDXChannel — Lembaga pemeringkat internasional, Moody’s, memangkas peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari level tertinggi ‘AAA’ menjadi ‘AA1’.

Pengumuman ini muncul di tengah perdebatan panjang parlemen AS terkait rancangan Undang-Undang pajak dan belanja negara yang dinilai berpotensi menambah utang bernilai triliunan dolar AS dalam beberapa tahun ke depan.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama menilai, Moody’s mengikuti jejak Fitch dan S&P yang sudah lebih dulu menurunkan rating AS sejak masa pemerintahan sebelumnya.

Menurut Eza, dampak terhadap investor di pasar modal Indonesia masih bersifat netral. Alasannya, downgrade dari Moody’s dianggap sudah ‘priced in’, menyusul aksi serupa oleh dua lembaga lainnya dalam kurun 1–2 tahun terakhir.

“Dampaknya tidak terlalu lah, karena sudah diperhitungkan (pelaku pasar),” kata Eza dalam risetnya, dikutip pada Senin (19/5/2025).

Meskipun gejolak fiskal AS mengundang kekhawatiran global, analis menilai pasar Indonesia tak banyak bereaksi. Ini tercermin dari respons pasar terhadap langkah downgrade lembaga pemeringkat sebelumnya.

“Kemungkinan besar tetap demikian kali ini,” katanya.

Rating Indonesia yang masih berada di level BBB dinilai tidak menjadikannya alternatif utama bagi investor global yang keluar dari surat utang AS.

“Peringkat BBB Indonesia yang jauh lebih rendah tidak dilihat sebagai alternatif yang layak untuk investor obligasi AS, meskipun ada penurunan peringkat oleh Moody’s,” kata dia.

IHSG pun diproyeksikan relatif netral mengantisipasi sentimen ini. Tekanan eksternal seperti perlambatan ekonomi global dan ketegangan dagang AS–China dinilai lebih dominan memengaruhi psikologi pasar saat ini.

Hingga penutupan sesi pertama, Senin (19/5/2025), IHSG menguat 0,22 persen ke 7.122,15. Transaksi bersih mencapai Rp7,48 triliun.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement