sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Negosiasi Plafon Utang AS Buntu, Saham Dunia Tergelincir

Market news editor Wahyu Dwi Anggoro
22/05/2023 08:51 WIB
Saham Asia dan kontrak berjangka Wall Street tergelincir pada Senin (22/5/2023) karena negosiasi plafon utang Amerika Serikat (AS) belum juga membuahkan hasil.
Negosiasi Plafon Utang AS Buntu, Saham Dunia Tergelincir. (Foto: MNC Media)
Negosiasi Plafon Utang AS Buntu, Saham Dunia Tergelincir. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham Asia dan kontrak berjangka Wall Street tergelincir pada Senin (22/5/2023) karena negosiasi plafon utang Amerika Serikat (AS) belum juga membuahkan hasil. 

Dilansir dari Reuters, kekhawatiran akan risiko perbankan dan geopolitik juga ikut membatasi sentimen.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy akan bertemu untuk membahas plafon utang pada Senin, kurang dari dua minggu sebelum tenggat waktu 1 Juni.

Departemen Keuangan AS mengatakan pemerintah federal terancam mengalami gagal bayar utang atau default paling cepat 1 Juni jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan plafon utang. Default dapat memicu kekacauan di pasar keuangan dan lonjakan suku bunga.

Pada awal perdagangan Senin, kontrak berjangka S&P 500 turun 0,1 persen, sementara kontrak berjangka Nasdaq datar.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang datar. Indeks Nikkei Jepang juga relatif tidak berubah, sementara saham Australia tergelincir 0,2 persen.

Saham Korea Selatan melawan tren negatif dan naik 0,6 persen.

"Pekan lalu, banyak berita bahwa kesepakatan dapat dicapai. Namun, berhentinya proses negosiasi pada Jumat membuat banyak orang berpikir kesepakatan akan baru dicapai mendekati tenggat waktu," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone.

Pada Jumat, laporan bahwa negosiasi plafon utang menemui jalan buntu mengguncang pasar bahkan ketika Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan suku bunga AS mungkin tidak perlu naik sebanyak yang diperkirakan sebelumnya di tengah kondisi kredit yang lebih ketat akibat gejolak perbankan.

Pernyataan tersebut menjatuhkan dolar AS dari puncak dua bulan terhadap mata uang utama lainnya. Dolar bertengger di level 103,06 pada Senin.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement