IDXChannel - LMVH, induk merek fesyen mewah dunia Louis Vuitton dan Dior mencatatkan nilai pasar melampaui USD500 miliar atau setara Rp7.500 triliun (kurs Rp15 ribu per USD).
Dengan nilai pasar tersebut menjadikan LMVH perusahaan Eropa pertama yang mencapai tonggak sejarah. Capaian ini berkat meledaknya penjualan barang-barang mewah di China dan penguatan mata uang Euro.
Debut ini terjadi kurang dari dua minggu setelah LVMH masuk dalam jajaran 10 perusahaan terbesar dunia, didukung oleh lonjakan penjualan di kuartal I-2023.
Nilai perusahaan yang melonjak telah melambungkan kekayaan orang terkaya di dunia, Bernard Arnault. Dia adalah pendiri LVMH menjadi pusat kekuatan global melalui serangkaian akuisisi. Kekayaannya mencapai hampir USD212 miliar (Rp3.180 triliun), berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index.
Saham LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SE yang berbasis di Paris naik 0,3% menjadi €903,70 pada pukul 10:43 Senin (24/3), menilai perusahaan tersebut pada €454 miliar (USD500 miliar).
“Saham-saham mewah mewujudkan apa yang terbaik ditawarkan pasar ekuitas saat ini, eksposur terhadap konsumsi China, yang terus mengejutkan kenaikan, dan marjin yang kuat berkat kekuatan harga mereka,” kata Lilia Peytavin, ahli strategi portofolio Eropa di Goldman Sachs, mengutip Bloomberg, Rabu (26/4/2023).
“Ini membedakan kemewahan dari teknologi, yang marginnya telah menyusut selama beberapa kuartal," sambungnya.
Terjadi peningkatan permintaan untuk produk-produk LVMH, seperti tas Louis Vuitton, Moet & Chandon Champagne, dan gaun Christian Dior. Bahkan ketika inflasi yang melonjak dan suku bunga yang meningkat telah mengancam dunia ke dalam resesi.
Ashley Wallace dari Bank of America Corp. memproyeksi saham LMVH mencapai €1.000 tahun depan.
“LVMH terlalu murah mengingat daya tarik sektor barang mewah, portofolio mereknya yang kuat, dan eksekusi terbaik di kelasnya,” tulis Wallace dalam sebuah laporan pada 13 April.
Arnault, ketua dan kepala eksekutif LVMH mulai merintis barang-barang mewah pada 1984, mengambil alih Boussac Saint-Freres, grup tekstil bangkrut, Christian Dior.
Dia memutar sebagian besar bisnis perusahaan lainnya dan menggunakan dana untuk membeli saham pengendali di LVMH, yang dua perusahaan utamanya, Louis Vuitton dan Moet Hennessy, telah bergabung pada 1987.
Selama tiga dekade berikutnya dan melalui lusinan akuisisi, dia membangun LVMH menjadi raksasa produsen barang mewah, mulai dari minuman beralkohol, barang kulit hingga perhiasan melalui lebih dari 5.600 toko di seluruh dunia.
Arnault dengan cepat memahami bahwa China akan menjadi pasar utama, membuka toko Louis Vuitton pertama di Beijing pada 1992.
Arnault, 74, dan keluarganya memiliki 48% modal saham LVMH, dan dia telah meletakkan dasar untuk mempertahankan perusahaan di bawah kendali keluarga selama beberapa dekade mendatang.
(FAY)