sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OJK: Nilai Transaksi Bursa Karbon Capai Rp50,55 Miliar per November 2024

Market news editor Anggie Ariesta
04/12/2024 17:30 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perkembangan perdagangan karbon di Bursa Karbon hingga November 2024.
OJK: Nilai Transaksi Bursa Karbon Capai Rp50,55 Miliar per November 2024 (foto anggie)
OJK: Nilai Transaksi Bursa Karbon Capai Rp50,55 Miliar per November 2024 (foto anggie)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perkembangan perdagangan karbon sejak diluncurkannya Bursa Karbon pada September 2023.

Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus, Pengawasan Keuangan Derivatif, Bursa Karbon dan Transaksi Efek OJK, I Made Bagus Tirthayatra mengatakan, volume transaksi bursa karbon mencapai 906.000 ton CO2 ekuivalen sampai dengan November 2024.

"Sampai dengan akhir bulan lalu, volume transaksi mencapai 906.000 ton CO2 ekuivalen, dengan total akumulasi nilai transaksi mencapai Rp50,55 miliar," kata I Made Bagus dalam acara Investing on Climate Editors’ Choice Award yang dilaksanakan di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Menurut data OJK terbaru, lanjut I Made Bagus, total pengguna jasa juga sudah semakin meningkat, mencapai 94 perusahaan dengan total unit karbon terjual sebanyak lebih dari 1,3 juta ton CO2 ekuivalen.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, sebagai bentuk komitmen terhadap penanganan perubahan iklim dan implementasi perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen secara mandiri atau 43,2 persen dengan dukungan internasional," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, OJK telah mengeluarkan POJK terkait dengan laporan keberlanjutan. OJK juga mendukung penerbitan efek bersifat utang dan suku keberlanjutan, mendukung penerbitan reksa dana berkelanjutan, penerbitan efek-efek indeks-indeks berkelanjutan.

OJK pun baru menerbitkan taksonomi untuk keuangan berkelanjutan Indonesia yang menjadi panduan bagi lembaga keuangan dalam mengidentifikasi kegiatan ekonomi berkelanjutan.

"Dan yang sedang happening juga sekarang, sebagaimana tadi kami sudah sempat sebutkan, sudah ada Bursa Karbon. Bursa Efek Indonesia juga merupakan penyelenggara Bursa Karbon yang sudah mulai beroperasi di September tahun lalu," kata I Made Bagus.

BEI Perkenalkan Kredit Karbon

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Risa E Rustam mengatakan, BEI melalui IDXCarbon telah memperkenalkan kelas aset baru. Yaitu, Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca atau yang populer disebut carbon credit (kredit karbon).

"Diharapkan, keberadaan carbon credit ini dapat membantu perusahaan dalam inisiatif dekarbonisasi dan net zero. BEI juga telah penyelenggaraan program pelatihan IDX Net Zero Incubator yang bertujuan untuk mendukung dan menyediakan asistensi untuk perusahaan tercatat dalam rangka memulai upaya dekarbonisasi,” kata Risa.

BEI sebagai salah satu regulator dan penyelenggara perdagangan di Pasar Modal Indonesia, juga mendukung dan senantiasa mendorong segala upaya untuk terciptanya penerapan keberlanjutan di pasar modal Indonesia, khususnya yang terkait dengan ketahanan iklim.

“BEI adalah anggota Sustainable Stock Exchange yang merupakan salah satu inisiatif PBB. Salah satu fokus dari Sustainable Stock Exchange adalah terpenuhinya SDGs ke-13 tentang penanganan perubahan iklim,” ujar Risa.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement