"Sebagaimana kita ketahui bersama, sebagai bentuk komitmen terhadap penanganan perubahan iklim dan implementasi perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen secara mandiri atau 43,2 persen dengan dukungan internasional," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, OJK telah mengeluarkan POJK terkait dengan laporan keberlanjutan. OJK juga mendukung penerbitan efek bersifat utang dan suku keberlanjutan, mendukung penerbitan reksa dana berkelanjutan, penerbitan efek-efek indeks-indeks berkelanjutan.
OJK pun baru menerbitkan taksonomi untuk keuangan berkelanjutan Indonesia yang menjadi panduan bagi lembaga keuangan dalam mengidentifikasi kegiatan ekonomi berkelanjutan.
"Dan yang sedang happening juga sekarang, sebagaimana tadi kami sudah sempat sebutkan, sudah ada Bursa Karbon. Bursa Efek Indonesia juga merupakan penyelenggara Bursa Karbon yang sudah mulai beroperasi di September tahun lalu," kata I Made Bagus.
BEI Perkenalkan Kredit Karbon
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Umum PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Risa E Rustam mengatakan, BEI melalui IDXCarbon telah memperkenalkan kelas aset baru. Yaitu, Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca atau yang populer disebut carbon credit (kredit karbon).
"Diharapkan, keberadaan carbon credit ini dapat membantu perusahaan dalam inisiatif dekarbonisasi dan net zero. BEI juga telah penyelenggaraan program pelatihan IDX Net Zero Incubator yang bertujuan untuk mendukung dan menyediakan asistensi untuk perusahaan tercatat dalam rangka memulai upaya dekarbonisasi,” kata Risa.
BEI sebagai salah satu regulator dan penyelenggara perdagangan di Pasar Modal Indonesia, juga mendukung dan senantiasa mendorong segala upaya untuk terciptanya penerapan keberlanjutan di pasar modal Indonesia, khususnya yang terkait dengan ketahanan iklim.
“BEI adalah anggota Sustainable Stock Exchange yang merupakan salah satu inisiatif PBB. Salah satu fokus dari Sustainable Stock Exchange adalah terpenuhinya SDGs ke-13 tentang penanganan perubahan iklim,” ujar Risa.
(Fiki Ariyanti)