Mahendra menyoroti kinerja ekonomi Amerika Serikat masih relatif kuat dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tinggi, meski di sisi lain pasar tenaga kerja mulai melemah dan inflasi belum kembali ke target bank sentral.
Di saat yang sama, Federal Reserve telah memulai siklus penurunan suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate (FFR) pada September 2025 sebesar 25 basis poin.
Kondisi stagnasi terlihat di kawasan Eropa, terutama di negara besar seperti Prancis yang mengalami tekanan terhadap pertumbuhan.
Mahendra menuturkan, perkembangan global tersebut turut memengaruhi sentimen investor dunia.
Risiko yang lebih rendah di sejumlah kawasan dinilai mendorong terjadinya risk on di pasar keuangan global, sehingga menjadi katalis bagi indeks saham di berbagai negara sepanjang September 2025.