Pengurangan produksi yang signifikan diproyeksi bakal menyulut Amerika Serikat, yang telah menekan Arab Saudi untuk terus memompa lebih banyak minyak untuk membantu menekan harga minyak, dan mengurangi pendapatan bagi Rusia ketika Barat berusaha menghukum Moskow karena mengirim pasukan ke Ukraina.
Arab Saudi tidak mengutuk tindakan Moskow di tengah hubungan yang sulit dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Pekan lalu, sebuah sumber yang akrab dengan pemikiran Rusia mengatakan Moskow ingin melihat OPEC+ memotong 1 juta barel per hari atau satu persen dari pasokan global.
Itu akan menjadi pemotongan terbesar sejak 2020 ketika OPEC+ mengurangi produksi dengan rekor 10 juta barel per hari karena permintaan turun akibat pandemi COVID. Kelompok ini menghabiskan dua tahun berikutnya untuk memecahkan rekor tersebut.
Pada hari Minggu (2/10/2022), sumber Reuters mengatakan pemotongan itu bisa melebihi 1 juta barel per hari. Salah satu sumber menyarankan pemangkasan produksi juga dapat mencakup pengurangan tambahan produksi secara sukarela oleh Arab Saudi.
Analis dan pengamat OPEC seperti UBS dan JP Morgan telah menyarankan dalam beberapa hari terakhir pemotongan sekitar 1 juta barel per hari dan dapat membantu menahan penurunan harga.
"Minyak USD90 tidak dapat dinegosiasikan untuk kepemimpinan OPEC+, oleh karena itu mereka akan bertindak untuk menjaga harga dasar ini," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM dilansir dari Reuters, Senin (3/10/2022).
(FRI)