"Selain itu, dengan menjadi perusahaan tercatat juga akan mendorong pengelolaan perusahaan menjadi lebih profesional, transparan, akuntabel dan berpotensi mendapatkan pendanaan tanpa batas," ujar dia.
Jika pergerakan harga saham-saham perusahaan di Papan Akselerasi ini masih naik turun, papar Pintor, bukan berarti perusahaan dianggap tidak prospektif di masa depan. Melainkan karena karakteristiknya yang masih bertumbuh. Layaknya perusahaan yang baru dirintis, ada masa perusahaan masih mengembangkan pasar dan menciptakan produk dan layanan.
Sehingga, naik dan turunnya harga saham-saham di perusahaan yang ada pada Papan Akselerasi tidak bisa dihindarkan dalam jangka waktu pendek.
"Investor tentunya memiliki preferensi dan kebijakannya masing-masing saat memilih saham di Papan Akselerasi ini," tutur dia.
Harga saham yang terbentuk di pasar sekunder mencerminkan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sehingga pergerakannya fluktuatif berdasarkan besar penawaran dan permintaannya.
Meskipun sejumlah saham yang IPO di Papan Akselerasi mengalami penurunan harga. Namun tidak semua perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja fundamental keuangan, bahkan beberapa saham mengalami pertumbuhan kinerja fundamental keuangan.
Pada Mei 2023, BEI meluncurkan Indeks Saham Papan Akselerasi yang mencatat pergerakan seluruh harga saham yang ada di Papan Akselerasi. Sehingga investor mendapatkan acuan dalam mengukur kinerja saham di papan ini. Hingga akhir 2023, terdapat 42 perusahaan yang tercatat di Papan Akselerasi.
"Berdasarkan data BEI, rata-rata pendapatan, profit, dan aset perusahaan di Papan Akselerasi tahun 2020-2023 mengalami peningkatan. Sebagaimana Laporan keuangan Tahunan perusahaan, rata-rata pendapatan emiten Papan Akselerasi per akhir tahun 2023 adalah sebesar Rp49,26 miliar, sementara laba bersih rata-rata Rp2,43 miliar dan rata-rata aset Rp111,43 miliar," sebutnya.
Dalam proses evaluasi perusahaan yang mengajukan go public, BEI melakukan evaluasi tidak hanya berdasarkan kinerjaa keuangan historis perusahaan, namun juga menilai dari aspek kualitatif perusahaan.