Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19, Wawan menilai masa ini adalah momentum yang tepat bagi seseorang untuk belajar mengenai investasi terlebih memulainya di reksa dana pasar uang. Sebab secara kinerja, selain setara dengan deposito, sistem pada investasi tersebut likuid atau dapat dicairkan.
“Secara year to date pasar uang masih menjadi salah satu yang paling baik dan juga pasar uang ini likuid. Jadi, jika sewaktu-waktu masyarakat di tengah pandemi ini membutuhkan pendanaan, bisa langsung dicairkan paling lama T+1 atau dihitung pada hari kerja berikutnya. Jadi ini cocok sekali dipilih selama pandemi,” bebernya.
Walaupun masyarakat tengah gencar memilih pasar uang, namun yang perlu diketahui tenor pada pasar uang tidak panjang. Untuk itu Wawan menyarankan investor tetap melakukan alokasi aset.
“Pada jangka menengah (1-3 tahun) sebaiknya dibagi menjadi 50% pada berbasis obligasi pendapatan tetap, 30% pasar uang, dan 20% dialokasikan untuk investasi yang berbasis saham. Karena, saat ini saham relatif sangat murah secara valuasi,” pungkasnya. (TYO)