Usai Berkonsolidasi, Bagaimana Performa Saham ISAT?
Konsolidasi antara dua emiten komunikasi dalam negeri yakni Indosat dan Tri yang diumumkan pada 16 September 2021 lalu tidak berdampak positif bagi kinerja sahamnya.
Adapun pada tanggal tersebut, kedua emiten ini mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan trasaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia.
Sebagaimana dikutip dari data BEI pada sesi I perdagangan Jumat (17/9/2021), saham ISAT anjlok masuk ke daftar 3 besar saham top losers. Meskipun ISAT sempat dibuka melesat 7,72 persen, namun akhirnya ditutup di zona merah pada periode tersebut.
Per Jumat (17/9/2021), harga saham ISAT ambles menjadi minus 4,56 persen ke level Rp6.800/saham. Sementara nilai transaksinya mencapai Rp78,07 miliar dengan volume perdagangan 10,91 juta saham.
Akan tetapi, saham ISAT pada hari ini kembali di zona hijau. Pada perdagangan sesi I hari ini, Senin (25/7), mengalami rebound menjadi 1,16 persen di level Rp6.525/saham.
Sebelumnya, saham emiten telekomunikasi ini ditutup memerah di angka minus 0,77 persen pada Jumat (22/7).
BEI juga mencatat, selama sepekan kinerja saham ISAT menguat 7,41 persen. Sedangkan sepanjang tahun 2022 (year to date/ytd), saham emiten ini berada di zona hijau yaitu 5,2 persen. Per Senin (25/7), kapitalisasi pasar ISAT sudah mencapai Rp52,61 triliun.
Tumbuhnya saham ISAT didukung oleh pendapatan bersih yang melesat signifikan mencapai 48,02 persen. Pada triwulan I-2022, ISAT memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp10,87 triliun. Walaupun memang, laba bersihnya merosot 25,22 persen menjadi Rp139,09 miliar.
Meningkatnya pendapatan ISAT berasal dari segmen seluler yang menyumbang sebesar 86,25 persen dari pendapatan. Adapun pendapatan dari segmen ini pada triwulan pertama tahun ini sebesar Rp9,38 triliun.
Selain pendapatan seluler, sumber pendapatan ISAT juga berasal dari multimedia, komunikasi data, data Communication, daninternet (Rp1,31 triliun) serta telekomunikasi tetap (Rp 186,54 miliar).
Sementara turunnya laba bersih ISAT disebabkan oleh meningkatnya beban penghasilan emiten sebesar 50,51 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun beban peghasilannya pada triwulan I-2022 mencapai Rp9,66 triliun.
Sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangannya, beban penyelenggaraan dan jasa mendominasi beban penghasilan ISAT yakni mencapai 54,74 persen atau sebesar Rp5,29 triliun.
Sementara beban lainnya dengan kontribusi terbesar yakni beban penyusutan dan amortisasi (Rp3,31 triliun) dan biaya keuangan (Rp1,07 triliun).
Penulis: Melati Kristina
(ADF)