sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasca Public Expose, Intip Potensi Tersembunyi BBCA di Semester II-2025

Market news editor Aldo Fernando
13/09/2025 10:30 WIB
Analis menilai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di jalur tepat untuk mencapai, bahkan melampaui target rencana bisnis 2025.
Pasca Public Expose, Intip Potensi Tersembunyi BBCA di Semester II-2025. (Foto: BCA)
Pasca Public Expose, Intip Potensi Tersembunyi BBCA di Semester II-2025. (Foto: BCA)

IDXChannel - Analis menilai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di jalur tepat untuk mencapai, bahkan melampaui target rencana bisnis 2025. Optimisme ini muncul usai bank swasta terbesar di Indonesia itu menggelar Public Expose pada Kamis (11/9/2025).

Analis Trimegah Sekuritas, Jonathan Gunawan, menilai BBCA dikenal memiliki model bisnis yang prudent dan konservatif dalam menyusun rencana kerja. Karena itu, tak mengherankan jika bank ini kerap mampu mencapai target, baik dari sisi penyaluran kredit maupun bottom line.

"Misalkan, untuk penyaluran kredit, manajemen tetap pada pedoman pertumbuhan 6-8 persen pada 2025. Padahal, pada semester I-2025 saja pertumbuhannya sudah 12,9 persen. Jadi, target kredit dari manajemen besar kemungkinan akan tercapai, bahkan terlampaui," ujarnya.

Jika dirinci, pertumbuhan kredit BBCA pada semester I-2025 banyak ditopang sektor produktif, khususnya segmen korporasi yang naik 16,1 persen secara tahunan (yoy), komersial 12,6 persen, dan SME 11,1 persen. Sementara itu, sektor konsumer turut mencatatkan pertumbuhan moderat sebesar 7,6 persen.

"Hal yang menarik ketika segmen kredit di SME BBCA tumbuh jauh di atas rata-rata industri perbankan. Hal ini disebabkan BBCA banyak melakukan take over kredit SME berkualitas baik. Price kredit SME BBCA cukup kompetitif sehingga market share di SME bisa tumbuh di antara industri perbankan," katanya.

Dari sisi pendanaan, CASA BBCA mencapai Rp982 triliun dengan rasio 82,5 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) tercatat 78 persen. Total secondary reserves dan marketable securities yang dimiliki BBCA mencapai Rp433 triliun, atau sekitar 29 persen dari total aset.

“Likuiditas BBCA sangat ample sehingga tidak perlu terlibat dalam kompetisi bunga deposito yang ketat. Likuiditas ini juga lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi kredit,” tutur Jonathan.

Sepanjang semester I-2025, BCA membukukan laba bersih Rp29 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan (yoy). Net interest income naik 7 persen, sementara non-interest income melonjak 10,6 persen didorong peningkatan fee-based income dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di 2,2 persen dengan coverage ratio 167 persen.

Jonathan menambahkan, dengan proyeksi perbaikan ekonomi makro pada semester II-2025, kualitas kredit perbankan diyakini akan meningkat, termasuk di BBCA. 

“Bila kualitas kredit membaik, maka pencadangan bisa dikurangi di semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba. Hal ini sesuai dengan pernyataan manajemen yang menyatakan pencadangan akan dijaga pada level cukup," katanya.

Saham BBCA menguat dalam tiga hari berturut-turut setelah sebelumnya sempat tertekan. Pada Jumat (12/9), saham BBCA naik 0,96 persen ke level Rp7.925 per unit. BBCA juga kembali mencatatkan top value, atau saham dengan nilai transaksi terbesar pada hari tersebut. Total nilai transaksi mencapai Rp1,24 triliun dengan volume perdagangan 156 juta saham. (Aldo Fernando) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement