Tentunya, Edy mengatakan ARNA sudah berkalkulasi lebih baik mereka memproduksi full 100% utilisasi karena pasar membutuhkan, dan kenaikan biaya bisa di 'pass through' ke pasar.
"Sehingga untuk produk 60x60 5B ARNA kami sudah melakukan adjust harga di Januari dan di bulan Maret kembali kami melakukan adjustment harga, ini salah satu untuk meng offset kenaikan biaya akibat gangguan dari kenaikan harga gas tersebut," tegas Edy.
ARNA berharap perbaikan supply gas bisa on time sesuai janji PGN paling lambat di semester II-2022 bisa selesai semua.
Sebelumnya, Kemenperin mengakui adanya kendala pasokan di Jawa Timur dan harga gas yang tidak sesuai dengan Perpres 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi yang mengamanatkan harga USD 6 untuk tujuh sektor industri.
Untuk itu, Kemenperin mengkomunikasikannya dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan SKK Migas agar memastikan implementasi harga yang telah dipatok. (TYO)