Karena itu, demikian kata Hyerczyk, risiko geopolitik saat ini kurang diperhitungkan pasar dibanding faktor utama lain, yakni kebijakan pasokan OPEC+, kenaikan stok AS, dan melemahnya sinyal permintaan.
“Dengan WTI yang sudah menembus di bawah rata-rata 52 pekan dan menekan support di USD61,12, prospek sepekan ini cenderung bearish,” tutur Hyerczyk.
Ia menambahkan, kecuali OPEC+ mengejutkan pasar dengan menahan produksi, tambahan pasokan kemungkinan akan semakin menekan harga. Jika level USD61,12 ditembus, maka target support berikutnya berada di USD56,09, sementara sisi atas dibatasi resistance di USD66,03. (Aldo Fernando)