sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pasokan OPEC+ Bayangi Pasar, Harga Minyak Rentan Melemah

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
08/09/2025 07:15 WIB
Harga minyak dunia melemah pada Jumat (5/9/2025) setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah menurunkan prospek permintaan energi.
Pasokan OPEC+ Bayangi Pasar, Harga Minyak Rentan Melemah. (Foto: Freepik)
Pasokan OPEC+ Bayangi Pasar, Harga Minyak Rentan Melemah. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia melemah pada Jumat (5/9/2025) setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah menurunkan prospek permintaan energi.

Di sisi lain, pasokan yang sudah meningkat berpotensi bertambah lagi usai pertemuan OPEC dan sekutunya akhir pekan ini.

Minyak mentah Brent ditutup pada USD65,50 per barel, turun 2,22 persen. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat berakhir di USD61,87, merosot 2,54 persen.

Sepanjang pekan lalu, Brent tergerus 2,65 persen, sedangkan WTI terdepresiasi 3,33 persen.

Secara teknikal, harga minyak WTI menembus di bawah rata-rata pergerakan 52 pekan (MA-52 week) di USD63,40. Posisi ini menempatkan USD61,12 sebagai level support kunci berikutnya.

Prospek Sepekan

Analis FXEmpire James Hyerczyk menilai, sentimen pasar terutama dipengaruhi rencana OPEC+ untuk menambah produksi sebesar 1,65 juta barel per hari pada Minggu.

“Langkah ini memperlihatkan produsen, terutama di Timur Tengah, lebih mengutamakan pangsa pasar dibanding stabilitas harga. Pasar merespons dengan menekan harga lebih rendah,” ujarnya.

Tekanan makin besar setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan kenaikan stok minyak mentah sebesar 2,4 juta barel, berlawanan dengan perkiraan penurunan. Produksi AS juga bertahan di rekor lebih dari 13,5 juta barel per hari, memperkuat pandangan bahwa pasokan masih berlimpah.

Dari sisi permintaan, data tenaga kerja AS memperlihatkan hanya ada penambahan 22.000 lapangan kerja pada Agustus, jauh di bawah perkiraan 75.000. Aktivitas manufaktur juga terkontraksi selama enam bulan berturut-turut, menegaskan lemahnya konsumsi bahan bakar industri.

Menyoal geopolitik, Hyerczyk menjelaskan, meskipun serangan drone Ukraina mengganggu sebagian kapasitas kilang Rusia, aliran ekspor minyak mentah tetap lancar.

Karena itu, demikian kata Hyerczyk, risiko geopolitik saat ini kurang diperhitungkan pasar dibanding faktor utama lain, yakni kebijakan pasokan OPEC+, kenaikan stok AS, dan melemahnya sinyal permintaan.

“Dengan WTI yang sudah menembus di bawah rata-rata 52 pekan dan menekan support di USD61,12, prospek sepekan ini cenderung bearish,” tutur Hyerczyk.

Ia menambahkan, kecuali OPEC+ mengejutkan pasar dengan menahan produksi, tambahan pasokan kemungkinan akan semakin menekan harga. Jika level USD61,12 ditembus, maka target support berikutnya berada di USD56,09, sementara sisi atas dibatasi resistance di USD66,03. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement