IDXChannel – Ada beberapa daftar saham LQ45 dengan PBV<1 yang bisa Anda lirik. Indeks LQ45 merupakan 45 anggota saham yang memiliki transaksi likuid dan prospek usaha yang cerah.
Bagi Anda yang mencari saham dengan harga yang murah, Anda bisa mencari perusahaan bagus yang dihargai murah dengan menggunakan rasio PBV. Rasio ini digunakan untuk menentukan apakah suatu saham mahal atau murah. Jika PBV<1, maka saham tersebut dapat dikatakan murah, begitupun sebaliknya.
Lalu, apa saja perusahaan yang masih dihargai murah dan masuk daftar saham LQ45 dengan PBV<1? IDXChannel mengulas beberapa daftarnya sebagai berikut.
5 Daftar Saham LQ45 dengan PBV<1
Tidak semuanya saham dengan harga yang murah adalah saham yang bagus. Bisa jadi, harga murah tersebut disebabkan oleh performa perusahaan tersebut yang tidak bagus.
Namun, berbeda halnya jika Anda menemukan saham dengan harga yang murah di dalam indeks LQ45 yang memang dikenal sebagai indeks untuk top company di Indonesia. Saham-saham di jajaran LQ45 diproyeksikan bisa menjadi rekomendasi bagi para investor karena harganya yang masih murah, tapi memiliki peluang kenaikan harga saham yang tinggi.
Beberapa daftar saham LQ45 dengan PBV<1 yang bisa dikatakan murah antara lain sebagai berikut.
1. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) merupakan emiten pelat merah yang bergerak di bidang jasa konstruksi, real estat (developer), properti dan investasi. PTPP menjadi pilihan yang bisa dilirik di sektor infrastruktur dengan rekomendasi beli dan target harga Rp1.110 per saham untuk sepanjang tahun 2022. Dilihat dari metode valuasi harga dibandingkan dengan nilai bukunya, PBV saham PTPP saat ini berada di angka 0,53 kali yang termurah di sektor ini, di bawah rata-rata PBV lima tahun terakhir.
2. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
Kinerja PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang bertumbuh berpotensi menjadi katalis bagi pergerakan harga sahamnya. Emiten kertas ini tercatat membukukan penjualan neto sebesar USD3,51 miliar sepanjang 2021 atau setara Rp50,5 triliun dengan laba bersih mencapai USD527 juta atau setara Rp7,56 triliun. Sementara itu, valuasi harganya saat ini berada di angka 0,61 kali lebih rendah dari rata-rata 5 tahun yang sebesar 0,74 kali.
3. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja keuangan yang ciamik. Emiten jasa konstruksi ini berhasil membukukan pertumbuhan kinerja keuangan dengan pendapatan naik 12,2% dari Rp10,38 triliun menjadi Rp11,64 triliun pada tahun 2021 lalu. Laba bersih emiten ini melonjak sebesar 109,1% dari Rp50 miliar menjadi Rp105 miliar. Saat ini, valuasi harga dibanding nilai buku WIKA berada di angka 0,65 kali.