Biaya pinjaman di negeri Paman Sam jauh lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya menyusul langkah The Fed yang mulai menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap melonjaknya harga.
Secara teori, suku bunga yang lebih tinggi berfungsi untuk meredam gejolak inflasi dengan membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Ongkos pinjaman yang besar memberi dampak terhadap tingkat konsumsi, meskipun tujuan mulianya adalah mengurangi tekanan kenaikan harga.
Namun jika suku bunga tinggi dibiarkan terlalu lama, maka hal ini berisiko memicu perlambatan ekonomi yang parah, bahkan resesi.
Sejatinya tingkat inflasi AS telah melambat sejak menemui puncaknya dua tahun lalu, yakni turun menjadi 3,2% pada Februari 2024. Hal ini memicu perdebatan di kalangan pelaku pasar kapan The Fed harus mulai memangkas bunga acuan.
The Fed ingin melihat inflasi AS kembali ke target sebesar 2%, namun kenaikan harga di bawah pemerintahan Joe Biden masih banyak terjadi di berbagai wilayah, sekaligus meningkat lebih cepat dari perkiraan.