Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah menguat 0,67 persen ke Rp16.217 per USD dan IHSG naik 0,66 persen ke level 7.214,16 dengan foreign inflow sebesar Rp589 miliar. Adapun yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 2 bps ke level 6,828 persen.
Menguatnya rupiah berpotensi diikuti oleh masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. Hal ini akan berdampak pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditopang oleh empat saham bank besar yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Secara kinerja, penguatan rupiah akan berdampak positif terhadap terhadap emiten yang memiliki porsi impor atau utang dalam bentuk dolar AS yang besar, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
(DESI ANGRIANI)