Namun, 2025 diperkirakan menjadi tahun yang berat bagi sektor ini. Pemberlakuan pajak opsen yang akan menambah 66 persen pada pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), ditambah kenaikan PPN menjadi 12 persen (dari 11 persen di 2024), dikhawatirkan akan meningkatkan harga jual kendaraan.
Meski sebelumnya GAIKINDO optimistis terhadap pemulihan penjualan, dengan target wholesale kendaraan 4W mencapai 900.000 unit pada 2025 dan 1 juta unit pada 2026, kenaikan pajak ini bisa menjadi penghambat.
“Hal ini, ditambah dengan lemahnya daya beli, menunjukkan bahwa pemulihan volume penjualan akan menghadapi tantangan pada 2025 dan seterusnya,” kata analis RHB Sekuritas.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan kabar baik dengan rencana insentif pajak baru yang sedang diajukan kepada pemerintah. Insentif ini diharapkan tidak hanya menguntungkan kendaraan listrik berbasis baterai (EV), tetapi juga kendaraan hybrid.
Sepanjang 10 bulan pertama 2024, pasar kendaraan hybrid tumbuh 18 persen secara tahunan dengan penjualan 45.900 unit, atau 6,5 persen dari total wholesale kendaraan 4W domestik. Dukungan terhadap segmen ini dinilai penting untuk memperkuat pangsa pasar kendaraan energi baru.