sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
14/02/2024 12:06 WIB
Hari pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024 resmi digelar pada Rabu (14/2/2024). Apa saja yang menjadi perhatian para investor terkait pesta demokrasi ini?
Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal? (Foto: Freepik)
Pemilu 2024, Apa Artinya buat Investor Pasar Modal? (Foto: Freepik)

Prabowo adalah sosok yang paling vokal dalam berinvestasi pada angkatan laut perairan biru (blue-water navy)—yang mampu melakukan misi di seluruh dunia—agar dapat bertahan dengan lebih baik dari potensi serangan dari luar.

Sebagian besar pengamat memperkirakan Prabowo Subianto, ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menteri pertahanan saat ini, akan menang. Ia didukung oleh pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Surakarta dan putra sulung Jokowi.

Potensi kemenangan Prabowo akan memungkinkan Jokowi untuk tetap mempunyai pengaruh besar dalam pemerintahan baru.

“Hal ini juga akan menempatkan putra Jokowi, Gibran, menjadi presiden Indonesia berikutnya pada 2029 atau 2034, yang berarti ambisi dinasti jangka panjang bagi keluarga Jokowi,” papar Kim.

Dampak ke Pasar Saham

Analisis Kim dan tim Franklin Templeton Institute mengkaji dampak pemilihan presiden terhadap pasar saham dalam negeri, dengan fokus pada 90 hari perdagangan sebelum dan sesudah tanggal pemilihan, dimulai dengan pemilihan presiden langsung yang pertama pada 2004.

Khususnya, pada pemilu 2004 yang menampilkan proses pemilihan dua putaran pada Juli dan September karena tidak adanya kandidat yang mencapai raihan suara mayoritas yang disyaratkan pada putaran pertama.

Temuan Kim menunjukkan, secara rata-rata, pasar ekuitas menghasilkan kenaikan sebesar 10% dalam waktu 44 hari perdagangan (kira-kira dua bulan) setelah tanggal pemilu di empat pemilu presiden yang dilaksanakan sejak 2004, dengan pengecualian pemilu 2014. (Lihat grafik di bawah ini.)



Sumber: Franklin Templeton Institute (data per 7 Feb. 2024)

Menjelang pemilu, pasar saham Indonesia sebagian besar menunjukkan imbal hasil positif, kecuali pada 2019, ketika pasar menunjukkan imbal hasil datar hingga negatif.

Lebih jauh lagi, analisis Kim menunjukkan adanya variasi yang lebih luas dalam kenaikan pasar sebelum pemilu dibandingkan setelahnya, sehingga menunjukkan adanya ketidakpastian yang lebih besar di kalangan investor sebelum hasil pemilu.

Sementara, menurut Alessandro Gazzini, yang mengepalai unit konsultan Alvarez & Marsal di Indonesia, investor relatif yakin akan keberlangsungan kebijakan karena ketiga kandidat telah berpartisipasi di bawah pemerintahan Jokowi, hingga saat ini.

Bahkan, kata Gazzini kepada Bloomberg Television, Anies tidak mungkin melakukan “perubahan revolusioner” apa pun terhadap agenda nasional, berdasarkan rekam jejaknya.

Pasar relatif tenang menjelang pemilu, analis Commerzbank AG termasuk Charlie Lay menulis dalam sebuah catatan kepada kliennya pada Rabu.

“Mereka tidak memperhitungkan kejutan apa pun dan mengharapkan hasil yang mulus serta transisi kekuasaan. Ini mungkin tidak akan dilakukan secepat hari ini, tapi harus selesai dan selesai pada bulan Juni,” katanya, dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/2).

Sementara, M&G Investments meningkatkan eksposurnya terhadap pasar saham Indonesia, dan lebih menjagokan sektor konsumen, keuangan, dan komoditas.

“Pemerintahan yang akan datang kemungkinan akan melanjutkan, atau bahkan meningkatkan, tren ekonomi yang terjadi selama dekade terakhir,” kata Vikas Pershad, Manajer Portofolio Ekuitas Asia di M&G di Singapura, dilansir Bloomberg (8/2).

 “Oleh karena itu, kami tidak mengantisipasi perubahan signifikan dalam lanskap makroekonomi yang akan mempengaruhi investasi di Indonesia,” imbuhnya. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement