“Untuk transaksi negosiasi, kami akan review lagi apakah akan dibuka untuk transaksi tersebut. Sementara suspensi akan dilakukan sampai menjelang RUPSLB,” ujar Ramdani.
Sebagaimana diketahui, memilih opsi voluntary delisting berdasarkan sejumlah alasan yaitu, perseroan mengalami kerugian berturut-turut pada periode per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023.
Perseroan juga mengakui tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal sejak aksi korporasi dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dilakukan pada 2010 dan 2018.
Hal ini disebut tidak akan dilakukan lagi di masa depan. Selain itu, perseroan juga sudah tidak memberikan dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2018.