Perseroan juga membukukan peningkatan EBITDA yang signifikan hingga dua kali lipat menjadi Rp868 miliar dari Rp432 miliar dibandingkan 2021. Pertumbuhan ini didukung oleh meredanya kasus Covid-19 dan pencabutan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sigit menerangkan, kinerja positif Blue Bird bukanlah sesuatu yang mudah dicapai di tengah berbagai tantangan dan disrupsi Pandemi Covid 19.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan di segala aspek, termasuk integrasi ekosistem melalui aplikasi All New MyBluebird 6, peningkatan utilitas IoT demi pengalaman pelanggan dan layanan pengemudi yang lebih baik, explorasi monetisasi aset, serta secara berkelanjutan terus mengeksplorasi peluang perluasan bisnis demi pertumbuhan perseroan," jelasnya.
Blue Bird saat ini beroperasi di 18 kota besar di Indonesia, didukung oleh 54 depo yang tersebar secara nasional. Per akhir 2022, Perseroan mengoperasikan lebih dari 20 ribu armada, naik 4,4% dibandingkan 2021 yang mencakup semua segmen taksi Blue Bird.
"Setelah situasi tak menentu yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan melemahnya industri transportasi di Indonesia, kami sangat bersyukur atas pertumbuhan positif yang dicatatkan Perseroan sepanjang 2022," pungkas Sigit.
(FAY)