Beban pokok ikut terdongkrak 5,70% yoy menjadi Rp903,24 miliar, yang sebagian besar terjadi akibat kenaikan biaya bahan baku. Alhasil margin laba kotor PRDA terdepresiasi secara tahunan di angka Rp1,31 triliun.
Beban usaha juga mengalami peningkatan signifikan, terutama disebabkan kenaikan ongkos untuk edukasi pelanggan hingga pemasaran. Sehingga laba sebelum pajak PRDA tersisa menjadi Rp338,90 miliar, demikian mengutip keterbukaan informasi, Rabu (13/3).
Balance sheet PRDA akhir Desember 2023 mencatat kenaikan aset 1,44% yoy menjadi Rp2,70 triliun. Ini sejalan dengan penurunan jumlah utang atau liabilitas 3,06% yoy menjadi Rp347,44 miliar, sedangkan modal atau ekuitas tumbuh 2,14% yoy mencapai Rp2,36 triliun.
Kas yang tersisa pada tutup buku 2023 mencapai Rp542,96 miliar, berkurang dari Rp698,40 miliar pada awal tahun. Ini terjadi akibat sejumlah pengeluaran terutama atas aktivitas investasi.
(FAY)