sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pendapatan Premi MPMInsurance Capai Rp125 Miliar di Semester I-2025

Market news editor Kunthi Fahmar Sandy
31/07/2025 14:30 WIB
Asuransi MPMInsurance mencatat penurunan pendapatan premi bersih sebesar 21 persen YoY menjadi Rp125 miliar di semester I-2025.
Pendapatan Premi MPMInsurance Capai Rp125 Miliar di Semester I-2025 (FOTO:Dok MPMInsurance)
Pendapatan Premi MPMInsurance Capai Rp125 Miliar di Semester I-2025 (FOTO:Dok MPMInsurance)

IDXChannel - PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) melalui anak usahanya di segmen bisnis asuransi MPMInsurance mencatat penurunan pendapatan premi bersih sebesar 21 persen YoY menjadi Rp125 miliar di semester I-2025.

Hal ini terutama karena penurunan kinerja produk asuransi kendaraan bermotor akibat berkurangnya kontribusi dari pembiayaan leasing, serta penurunan kontribusi produk asuransi properti dan lainnya akibat kondisi pasar. 

"Akibatnya, pendapatan underwriting bersih menyusut 32 persen YoY, meskipun beban klaim bersih turun 4 persen YoY pada produk properti dan lainnya," ujar Group CFO MPMX Beatrice Kartika dalam keterangannya Kamis (31/7/2025).

Di sisi lain, strategi investasi yang lebih baik mendorong peningkatan pendapatan investasi sebesar 24 persen YoY menjadi Rp20 miliar.

Di bisnis penyewaan kendaraan, MPMRent, jumlah armada sewa turun 3 persen YoY dan jumlah pengemudi turun 5 persen YoY. Hal ini rutama karena berakhirnya kontrak terkait inisiatif efisiensi biaya dan penyelesaian proyek.

Sementara itu, lanjut dia, segmen penjualan mobil bekas melalui AUKSI mencatat penurunan margin akibat pergeseran komposisi produk. Akibatnya, meski pendapatan bersih naik 5 persen YoY, kontraksi margin di seluruh lini bisnis menyebabkan laba kotor turun 19 persen YoY.

Di bisnis jasa keuangan, Jaccs MPM Finance Indonesia pendapatan bersih Semester I 2025 tercatat turun sebesar 24 persen YoY, terutama karena keputusan strategis untuk meningkatkan kualitas aset dengan menghentikan produk dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang lebih 

tinggi.

Selain itu, sejumlah inisiatif yang terus berjalan, seperti percepatan pemulihan aset, fokus pada segmen yang lebih menguntungkan, serta peningkatan efisiensi biaya dan produktivitas, berhasil menurunkan rugi bersih sebesar 12 persen YoY.

“Terlepas dari tekanan pada kinerja keuangan di Semester I, MPMX berkomitmen memperkuat portofolio usaha, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan strategi investasi. MPMX juga akan fokus pada strategi perbaikan kualitas aset, inovasi produk dan layanan, penguatan tata kelola, serta peningkatan nilai tambah bagi konsumen," tutur dia.

Perseroan meyakini dengan pendekatan dan langkah-langkah ini dapat menopang pemulihan kinerja dan menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan perusahaan konsumer otomotif dan transportasi terkemuka di Indonesia yang berfokus pada beberapa segmen bisnis termasuk distribusi dan ritel sepeda motor, asuransi umum, transportasi, dan 

pembiayaan, telah merilis laporan keuangan tidak diaudit untuk paruh pertama tahun 2025.

Perseroan mencatat penurunan kinerja pada Semester I 2025 dengan pendapatan konsolidasi 

sebesar Rp7.436 miliar, menurun sebesar 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan itu, laba kotor juga mengalami penurunan sebesar 7 persen YoY menjadi Rp642

miliar, ditambah dengan dampak nilai tukar mata uang asing, laba operasional turun 25 persen YoY menjadi Rp270 miliar. 

"Akibatnya, laba bersih mengalami penurunan menjadi Rp249 miliar, atau turun 24 persen dibanding tahun sebelumnya. Pelambatan pasar nasional dan turunnya pendapatan di seluruh segmen bisnis menjadi beberapa faktor utama penyebab penurunan tersebut," ujarnya.

Pendapatan segmen bisnis distribusi dan ritel kendaraan roda dua turun 3 persen YoY menjadi Rp7.317 miliar selama semester I-2025, terutama karena penurunan penjualan sepeda motor.

Pendapatan distribusi sepeda motor turun 6 persen dan ritel 2 persen YoY, sejalan dengan perlambatan penjualan sepeda motor nasional sebesar 2 persen pada Semester I 2025. 

Namun, segmen purnajual, menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan pendapatan 3 persen di distribusi dan 28 persen di ritel, didorong oleh peningkatan penjualan suku cadang dan layanan servis. 

Seiring penurunan pendapatan, laba kotor juga turun 3 persen YoY menjadi Rp580 miliar, meski margin laba kotor relatif stabil. 

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement