“Inflasi global yang lebih panas dan lebih berkanjang dari perkiraan tampaknya berdampak pada pasar aset,” kata Vishnu Varathan, kepala ekonom untuk Asia di luar Jepang di Mizuho Bank kepada Reuters, Kamis (30/5).
"Pasar ekuitas merosot dan obligasi melemah, dan USD melonjak,” imbuhnya.
Sebuah survei yang dilakukan The Fed pada Rabu menunjukkan aktivitas ekonomi AS terus meningkat dari awal April hingga pertengahan Mei, tetapi perusahaan-perusahaan menjadi lebih pesimis terhadap masa depan di tengah inflasi yang meningkat dengan laju yang moderat.
Sementara, mengutip Reuters, data pada hari yang sama menunjukkan inflasi Jerman naik sedikit lebih tinggi dari perkiraan menjadi 2,8 persen pada bulan Mei, menjelang pembacaan data inflasi zona euro yang lebih luas pada Jumat.
Namun, sorotan utama pasar pada pekan ini adalah laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS pada Jumat – ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. Harapan pasar adalah untuk tetap stabil setiap bulannya.
“Jika kita melihat data yang membawa kita ke titik ini, saya sulit mempercayai laporan PCE yang lebih lemah dari perkiraan akan dirilis pada Jumat,” kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index, dikutip Reuters.