Menurut Jany, peningkatan penjualan mobil bekas yang signifikan dapat menunjukkan bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan telah mulai membuahkan hasil.
"Karena itu kita optimis bahwa Perseroan akan terus membukukan kinerja yang semakin baik di masa mendatang,” tutur Jany.
Ditambahkannya, ASLC berharap penjualan Perseroan akan meningkat semakin pesat, seiring kebijakan pemerintah untuk membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.
“Kalau mobil dengan kapasitas mesin (cc) besar dilarang menggunakan pertalite dan solar, otomatis mobil-mobil dengan kapasitas mesin (cc) kecil akan lebih diminati karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah,” tutur Jany.
Sementara, sampai dengan akhir Juni 2022, Perseroan telah merealisasikan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebanyak 47,9 persen atau Rp312,7 miliar dari total Rp652,6 miliar (termasuk biaya emisi sejumlah Rp13,7 miliar) dana segar yang diraih melalui IPO pada Januari tahun ini.