IDXChannel - Geliat industri tambang dan sektor komoditas terbukti sukses menjadi booster bagi kinerja perusahaan di ekosistem tersebut.
Hal tersebut pula yang dirasakan oleh PT Kobexindo Tractors Tbk , distributor alat berat, baik untuk sektor tambang dan juga non-tambang.
Meski terhitung masih catatan sementara lantaran masih dalam proses audit, namun emiten dengan kode saham KOBX tersebut mengonfirmasi adanya pertumbuhan penjualan sebesar 41 persen di sepanjang tahun lalu.
"Sepanjang 2022, kami berhasil membukukan penjualan sebesar USD168,5 juta, tumbuh 41 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar USD119,3 juta," ujar Wakil Direktur Utama KOBX, Martio, dalam keterangan resminya, Senin (23/1/2023).
Dengan asumsi kurs rupiah terbaru sebesar Rp14.900 per dolar AS, maka nilai penjualan tersebut setara dengan Rp2,51 triliun. Nilai tersebut pun dikliam Martio sebagai capaian tertinggi perusahaan dalam lima tahun terakhir.
Martio mengakui bahwa tingginya permintaan alat berat tidak lepas dari tingginya harga komoditas tambang sejak 2021. Sedangkan pada 2022, meskipun terjadi penyesuaian, namun besaran harga yang berlaku masih cukup menguntungkan bagi perusahaan tambang.
Dengan demikian, perusahaan tersebut tak ragu untuk meningkatkan kuota produksi demi memenuhi permintaan yang tersedia di pasar.
“Membaiknya perekonomian pasca pandemi COVID-19 yang berujung pada pelonggaran aktivitas dengan tetap memperhatikan prosedur kesehatan dan keamanan juga menjadi katalis positif pertumbuhan. Hal tersebut memicu sektor-sektor usaha tambang, industrial, logistik, serta konstruksi yang menjadi target pasar kami," tutur Martio.
Martio juga menjelaskan bahwa sepanjang 2022 lalu pihaknya telah mencatat beberapa poin yang harus diperhatikan untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan pada 2023 dan juga tahun-tahun mendatang. Hal itu terutama berkaitan dengan kebutuhan pasokan unit alat berat.
Beberapa hal tersebut di antaranya kapasitas produksi produsen alat berat, harga bahan baku alat berat (baja), keterbatasan armada dan kenaikan biaya logistik/transportasi dalam memenuhi lonjakan permintaan, tingkat permintaan konsumen, kenaikan suku bunga, fluktuasi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, serta ancaman dampak resesi global.
Atas hal-hal tersebut, KOBX telah melakukan antisipasi seperti strategi inventori dengan memproyeksikan pesanan pelanggan dalam beberapa bulan ke depan, mengamankan pasokan alat berat, seperti yang telah dilakukan dengan Doosan dan NHL Terex, Mercedes Benz, serta strategi harga.
“Kami optimistis pertumbuhan bisnis di 2023 akan melanjutkan momentum pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini ditopang oleh penjualan lini produk unggulan yang andal dan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, serta didukung oleh layanan purna jual dan kesediaan suku cadang di 13 titik kantor cabang kami,” tegas Martio. (TSA)