Penurunan pasar saham menjadi menarik perhatian karena jarang terjadi sejak pelemahan terakhir yang dipicu tarif pada April. S&P 500 belum pernah turun lebih dari 3 persen dari titik tertingginya sejak April.
Penurunan ini hanyalah "pengingat bahwa volatilitas ada dan itu normal," kata Mike Reynolds, wakil presiden strategi investasi di Glenmede Wealth Management.
Para investor mengatakan volatilitas ini bukan berasal dari perubahan fundamental dalam prospek saham.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah sedikit kekhawatiran karena harga saham sudah tinggi, disertai aksi ambil untung oleh investor. Namun, sejauh ini belum ada penjualan besar-besaran yang mengubah arah pasar," kata co-chief investment officer di True Partner Capital, Tobias Hekster.
(NIA DEVIYANA)