Dalam catatan sebelumnya, per 24 Maret 2024, Algo Research menggarisbawahi soal inflasi global yang kemungkinan akan meningkat.
Di dalam negeri, Algo melihat arus dana keluar dari Indonesia (terutama obligasi) ketika investor mulai menilai prospek kebijakan pemerintah—soal defisit tinggi sehingga lebih banyak pinjaman).
Lebih lanjut, “Dot-Plot” The Fed yang relatif lebih hawkish dan stimulus fiskal AS yang berlebihan akan semakin mengapresiasi dolar Paman Sam.
Di sisi lain, masih mengutip Algo, pelemahan mata uang utama Asia seperti Yen dan Yuan kemungkinan akan berdampak pada mata uang negara berkembang lainnya, terutama negara-negara pengekspor, termasuk rupiah.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Edi Susianto menjelaskan kepada Bloomberg News (2/4), nilai tukar rupiah sangat terdampak oleh depresiasi yuan, serta kuatnya permintaan dolar AS untuk repatriasi dividen dan arus keluar asing di pasar obligasi.