Menurut amatan Algo Research, Jumat (12/4), pelemahan rupiah seiring dengan negara ASEAN dan berkembang (emerging market) lainnya di tengah investor kembali mengoleksi dolar Amerika Serikat (AS).
Indeks dolar (DXY) naik 0,72 persen pada Jumat dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima bulan.
“Dengan demikian [pelemahan rupiah], apakah Bank Indonesia (BI) benar-benar dapat menurunkan suku bunga tahun ini dan berisiko membuat rupiah semakin terdepresiasi?” tanya Algo Research.
Pelemahan rupiah tersebut, mengutip Algo Research, merupakan penghindaran risiko (risk-off) bagi pasar saham dan obligasi karena aset investasi Indonesia menjadi kurang menarik di mata investor global.
“Selain itu, hal ini dapat mendorong inflasi dalam negeri lebih tinggi karena kita mempunyai banyak bahan impor di dalam negeri,” imbuh Algo Research.