Capaian penjualan pada tahun lalu tersebut, dikatakan Ardi, ditopang oleh suku cadang Rp130,74 miliar, mesin Rp19,51 miliar, pendapatan sewa Rp1,92 miliar, dan pendapatan teknik Rp798,22 juta.
Pelanggan besar PTMP berasal dari berbagai industri, seperti makanan olahan, minuman, petrokimia, kosmetik, hingga kesehatan dan farmasi.
Perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp50,65 miliar, naik 20,26 persen dibandingkan laba kotor tahun 2022 sebesar Rp42,12 miliar. Kenaikan perolehan laba kotor ini disebabkan karena peningkatan penjualan sebesar 12,46 persen dan beban langsung penjualan sebesar 8,97 persen.
Laba neto PTMP di tahun 2023 sebesar Rp8,41 miliar atau turun sebesar 26,78 persen dari tahun berjalan 2022 sebesar Rp11,48 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan, beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban lain-lain dan beban bunga dan keuangan.
"Pencapaian atas kinerja yang baik hingga akhir tahun 2023 lalu tidak terlepas dari upaya, perjuangan dan semangat dari segenap jajaran unit kerja di PTMP untuk memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan Perseroan ke depannya," tegas Ardi. (TSA)