Selain memperkuat sistem dan struktur internal, PTPP juga memperluas penerapan compliance culture melalui pelatihan integritas, sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), serta evaluasi rutin terhadap kebijakan kepatuhan di seluruh anak perusahaan.
Joko menegaskan, kinerja keuangan perusahaan juga terus dijaga melalui pengelolaan arus kas yang lebih disiplin dan pengendalian proyek dengan pendekatan portofolio berbasis profitabilitas. Langkah ini menjadi bagian dari strategi PTPP untuk memperkuat fundamental keuangan di tengah dinamika industri konstruksi nasional.
“Ke depan, fokus kami tidak hanya menyelesaikan proyek besar, tetapi memastikan setiap proyek memberi nilai tambah finansial dan reputasional bagi perusahaan,” ujar Joko.
Sebagai informasi, PTPP membukukan pendapatan Rp6,7 triliun sepanjang Januari-Juni 2025, turun 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp8,8 triliun. Laba bersih BUMN konstruksi itu juga tergerus 56 persen dari Rp147 miliar menjadi Rp65 miliar di periode yang sama.
(Rahmat Fiansyah)