Dengan langkah ini Electrum menjawab secara langsung kekhawatiran terhadap fundamental motor listrik, yakni jarak tempuh terbatas dan waktu pengisian (charge) baterai yang cukup lama.
Keberadaan jaringan penukaran baterai ini akan memotivasi pengguna untuk berpindah dari motor bensin ke listrik. Hal ini juga dapat membantu pemerintah dalam mengakselerasi transformasi energi menuju target net zero emisi.
"Kecerdikan Electrum membangun ekosistem juga menjadi pelajaran berharga buat pemain lain bahwa bisnis kendaraan listrik bukan sekadar jualan motor listrik, juga harus memikirkan tentang pengisian atau penukaran baterai hingga layanan after salesnya. Kenyamanan dan kemudahan menjadi kata kunci dalam mengajak konsumen berpindah ke kendaraan listrik," ujar Analis, Tirta Widi Gilang Citradi, dalam kesempatan terpisah.
Sebagai gambaran, rata-rata motor listrik yang dijual di pasaran memiliki jarak tempuh 50-120 km dengan berbagai mode kecepatan. Makin cepat motor maka jarak tempuh bisa semakin pendek, begitu pula sebaliknya.
Sementara itu, pengisian baterai motor listrik akan memakan waktu 4-6 jam dari keadaan kosong
Kondisi ini membuat banyak masyarakat yang masih enggan untuk berpindah ke motor listrik. Begitu pula driver Gojek yang menempuh jarak puluhan kilometer setiap hari dan tidak memiliki waktu berjam-jam untuk mengisi baterai.