Hadirnya teknologi beton berpori tersebut, Vita menjelaskan, dapat menjadi solusi bahan bangunan inovatif yang ramah lingkungan, guna mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dengan kemampuannya memindahkan air hujan dari permukaan jalan, trotoar, lahan parkir, dan area taman ke dalam tanah dengan tingkat penyerapan lebih dari 250 L/m2/minutes.
Sehingga, dengan demikian, dapat mendukung program koefisien daerah hijau (KDH) 30 persen zero run-off untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sejauh ini, solusi beton inovatif ini telah diaplikasikan di sejumlah kawasan strategis di Jakarta pada proyek revitalisasi jalur pedestrian di beberapa kawasan, seperti Gelora Bung Karno, Kebayoran Baru , Masjid Istiqal, serta beberapa lokasi RTH di Jakarta, antara lain di Lebak Bulus, Bambu Apus, Panglima Polim, Lubang Buaya, Pasar Minggu, Pondok Labu dan Kramat Jati.
Selain di Jakarta, ThruCrete juga diaplikasikan di RTH Tegalega, Bandung & Alun-Alun Kota Depok, Jawa Barat. Di Jawa Timur, ThruCrete diaplikasikan pada taxiway shoulder Bandara Juanda di Sidoarjo, untuk membantu mengatasi limpasan air yang pernah menyebabkan banjir.
"Selain beton berpori, kami juga memiliki deretan solusi beton inovatif lain dengan keunggulan peruntukannya masing-masing, di antaranya beton performa tinggi untuk perbaikan jalan dalam semalam (SpeedCrete), beton dekoratif berwarna (DekoCrete), beton untuk aplikasi umum yang rendah emisi karbon (LocooCrete), dan paving block berpori sebagai solusi kawasan tergenang," ujar Vita.