Selain itu, sinergi dengan anak perusahaan yang berfokus pada kendaraan listrik komersial diharapkan akan mendukung pertumbuhan pendapatan di masa depan, seiring dengan ekspansi industri kendaraan listrik komersial.
Untuk segmen kendaraan listrik komersial, perusahaan telah melakukan ekspansi portofolio klien yang semula hanya Business to Government (B2G) hingga ke Business to Business (B2B), hal ini ditandai dengan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta di 2023.
Gilarsi menuturkan, dalam tantangan dan peluang pasar saat ini, VKTR telah memperluas fokusnya ke sektor B2B, menargetkan industri yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhannya antara lain, hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan log.
“Upaya ini dilengkapi dengan pembuatan prototipe dan uji coba produk yang menjanjikan, menandakan komitmen VKTR terhadap inovasi dan keunggulan operasional,” ujar Gilarsi.
Meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi VKTR, lanjut dia, namun diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi.
Gilarsi menjelaskan, potensi elektrifikasi kendaraan komersial sangat besar. Di mana, terdapat lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus di Indonesia, dengan tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut kurang dari 0,1%.