Ida menyebut, turunnya kinerja keuangan PEHA bersifat sementara. Dia pun optimistis dengan strategi yang solid dan inovasi berkelanjutan, hasil baik yang akan diperoleh pada akhir tahun 2024 bisa terlihat.
Dalam laporan keuangan auditan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, BUMN farmasi yang memproduksi obat Antimo itu mencatat efisiensi pada beban pokok pendapatan yang turun sebesar 26 persen seiring penurunan penjualan dari Rp276 miliar menjadi Rp205 miliar.
Selain itu, beban usaha juga turun 18 persen dari Rp239 miliar menjadi Rp195 miliar. Namun, penurunan penjualan itu menekan laba bruto sehingga kinerja bottom line ikut tertekan menjadi rugi. Hal ini membuat saldo laba PEHA yang belum ditentukan penggunaannya berbalik dari positif Rp5 miliar menjadi negatif Rp49 miliar.
Kendati demikian, arus kas operasional PEHA pada semester I-2024 positif Rp42 miliar dibandingkan periode yang sama 2023 yang minus Rp15 miliar. Namun dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas perseroan turun 48 persen dari Rp66 miliar menjadi Rp34 miliar.
(Rahmat Fiansyah)