sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pilah-pilih Saham Tahan Banting saat Suku Bunga Naik

Market news editor Melati Kristina - Riset
21/10/2022 14:38 WIB
Suku bunga kembali terkerek, saham di sektor perbankan, energi, hingga telco masih punya prospek menarik untuk dikoleksi.
Pilah-pilih Saham Tahan Banting saat Suku Bunga Naik. (Foto: MNC Media)
Pilah-pilih Saham Tahan Banting saat Suku Bunga Naik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Naiknya suku bunga tentunya berpengaruh terhadap kinerja saham di berbagai sektor. Adapun terdapat saham yang tetap resisten di tengah kenaikan suku bunga.

Suku bunga acuan kembali naik seiring keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek BI 7-day Reverse Repo Rate hingga 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

Dengan demikian, suku bunga deposit facility naik 50 bps menjadi 4% persen dan lending facility naik 50  bps menjadi 5,5% persen.

Keputusan BI dalam menaikkan suku bunga acuan dilakukan guna memastikan inflasi inti tetap di level 3 persen pada 2023 mendatang.

Kendati suku bunga kembali naik, saham sejumlah emiten diprediksi tetap tangguh menghadapi kenaikan suku bunga acuan. Melansir laporan JP Morgan Sekuritas, terdapat saham yang tetap menarik untuk dikoleksi di tengah kenaikan suku bunga.

Adapun laporan tersebut mengatakan, adanya pembelian bersih investor asing yang masuk ke ekuitas dalam negeri secara year to date (YTD) yang menguat dalam dekade terakhir menunjukkan kekuatan pasar saham Indonesia.

Selain itu, JP Morgan Sekuritas juga memproyeksikan berbagai sektor termasuk emiten yang memiliki kinerja overweight saat suku bunga naik. Sektor tersebut adalah perbankan, energi, telco dan kesehatan.

Sektor perbankan menguntungkan saat ini pasalnya kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan bunga simpanan dan pertumbuhan kredit perbankan. Dengan tingginya tingkat bunga kredit, maka dapat meningkatkan profitabiltas perbankan.

Sementara dilansir dari laporan Sucor Sekuritas pada Oktober 2022 bertajuk “Monetary Policy: Another Aggressive Rate Hike to Promote Stability”, petumbuhan kredit pada 22 September 2022 bertumbuh pesat hingga 11 persen.

Ini menjadi indikasi kinerja industri perbankan akan lebih baik di kuartal III-2022 dibanding kuartal sebelumnya.

Adapun, beberapa saham perbankan yang menjadi pilihan JP Morgan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Selain perbankan, saham sektor energi juga masih menarik untuk dikoleksi di tengah kenaikan suku bunga acuan. Menurut laporan JP Morgan, emiten energi yang sahamnya overweight adalah PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Indotambangraya Megah Tbk (ITMG).

Tingginya permintaan ekspor komoditas energi khususnya batu bara menjadikan saham di industri ini masih prospektif meski suku bunga naik.

Perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan disrupsi komoditas energi diiringi naiknya permintaan komoditas ini dari Eropa jadi katalis positif bagi saham batu bara.

Sedangkan sektor lainnya yang diprediksi bakal resisten adalah telekomunikasi (telco) dan kesehatan. Saham telco masih menarik seiring meningkatnya penetrasi internet di Indonesia yang masih potensial kedepannya.

Sementara sektor kesehatan juga dapat dijadikan sektor pilihan di tengah kenaikan suku bunga karena permintaan sektor kesehatan yang tetap meningkat pasca pandemi.

Adapun saham pilihan JP Morgan Sekuritas di kedua sektor ini adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Sektor lainnya yang masih overweight di tengah kenaikan suku bunga yaitu material, dengan pilihan saham dari emiten nikel, yaitu PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan emiten semen, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Selain sektor overweight yang disebutkan di atas, JP Morgan juga memiliki pilihan saham konglomerasi yang diprediksi tetap tangguh di tengah kenaikan suku bunga.

Saham tersebut adalah emiten milik Grup Astra, yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan saham milik Sandiaga Uno, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Kinerja Saham YTD Terbaik

Selain memilih saham berdasarkan sektor yang mampu bertahan di tengah kenaikan suku bunga, JP Morgan juga menyebutkan beberapa saham coverage JP Morgan dengan performa year to date (YTD) terbaik.

Menurut laporan JP Morgan, saham emiten-emiten batu bara yang punya kinerja YTD terbaik adalah ITMG, UNTR, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Melansir data BEI pada Jumat (19/10) pukul 13.22, kinerja saham secara YTD dari ITMG melesat hingga 122,99 persen. Sedangkan UNTR kinerja sahamnya sepanjang 2022 mencapai 45,82 persen.

Sedangkan ADRO, PTBA, dan AKRA, kinerja sahamnya secara YTD masing-masing terkerek hingga 76,89 persen, 41,33 persen, dan 75,79 persen.

Kendati saham dari berbagai sektor yang disebutkan di atas memiliki prospek yang bagus di tengah kenaikan suku bunga, JP Morgan tetap mengimbau investor agar tetap mencermati berbagai faktor risiko yang memengaruhi pergerakan saham.

“Kami menyoroti tiga poin utama yang harus dipantau ke depan, salah satunya yakni lonjakan inflasi di kuartal IV 2022 dari kenaikan bahan bakar yang berdampak terhadap konsumsi domestik dan kenaikan tarif,” tulis analis JP Morgan.

Selain itu, potensi berhentinya kejayaan harga batu bara menjelang musim dingin di Eropa dan kondisi politik menjelang pemilu 2024 termasuk adanya deklarasi calon presiden serta koalisi partai baru bisa jadi faktor risiko yang mempengaruhi pergerakan harga saham.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement