sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pipa CPC Alami Gangguan, Minyak Brent Tembus USD121 per Barel

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
24/03/2022 13:17 WIB
Harga minyak mentah mengalami kenaikan lagi imbas ada gangguan pada pipa Kaspia (CPC) Kazakhstan.
Pipa CPC Alami Gangguan, Minyak Brent Tembus USD121 per Barel (Dok.MNC)
Pipa CPC Alami Gangguan, Minyak Brent Tembus USD121 per Barel (Dok.MNC)

IDXChannel - Harga minyak mentah / crude oil terus mengalami melanjutkan kenaikannya pada perdagangan Kamis (24/3/2022). 

Berdasarkan data ICE Newcastle, harga minyak Brent Mei 2022 koreksi -0,48% di USD121,02 per barel, setelah sempat melejit hingga USD123,74 per barel pada sesi pagi waktu Asia.

Adapun Brent Juni 2022 juga melemah -0,60% di USD117,04 per barel, setelah menyentuh USD119,74 per barel.

Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) kontrak Mei 2022 turun -0,69% di USD114,14 per barel, kendati sempat bergerak hingga USD116,64 per barel.

WTI Juni 2022 juga merosot -0,64% di USD111,27 per barel, setelah menyentuh USD113,51 per barel.

Kedua kontrak acuan tersebut telah membukukan kenaikan cukup tajam pekan ini, didorong oleh sentimen kekhawatiran atas gangguan pasokan. Ini terjadi seiring meningkatnya eskalasi militer di Ukraina, serta sejumlah sanksi yang muncul terhadap raksasa produsen minyak dan gas, Rusia.

Pasar minyak mengalami lonjakan lebih dari 5% pada Rabu kemarin (23/3) menyusul laporan bahwa ekspor minyak mentah dari terminal Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) Kazakhstan telah sepenuhnya dihentikan. Wakil Perdana Menteri Rusia mengatakan bahwa ini terjadi akibat badai yang merusak fasilitas pipa, dan diperkirakan bisa berhenti selama dua bulan.

Sebagai informasi, pipa CPC membawa sekitar 1,2 juta barel minuak per hari terutama minyak mentah Kazakh ke sebuah pelabuhan di pantai Laut Hitam Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat melaporkan penurunan stok minyak sebanyak 2,5 juta barel pada pekan lalu, sejalan dengan turunnya persediaan Cadangan Minyak Strategis AS sebanyak 4,2 juta barel, menurut data dari Biro Administrasi dan Informasi Energi AS.

"Pasar minyak sangat ketat dan dengan produksi AS tetap stabil dan karena stok terus menurun," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dilansir Reuters, Kamis (24/3/2022). 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement