Reza membaca pergerakan sektor ritel di pasar modal juga dipengaruhi oleh sejumlah laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingkat konsumsi masyarakat. Menurutnya, hal ini diasumsikan dapat berimbas pada pendapatan emiten-emiten ritel.
"Untuk emiten-emiten ritel, sebenarnya itu akan tergantung dari minat dan daya beli masyarakat. Biasanya BPS atau lembaga-lembaga riset tertentu suka keluarkan hasil survei konsumsi masyarakat. Nah, ini akan menjadi penilaian pelaku pasar bagaimana daya beli di masyarakat dan bagaimana pengeluaran masyarakat, untuk apa aja," lanjutnya.
Belakangan ini Kepala BPS Margo Yuwono merinci ada kenaikan upah riil dari buruh yang didorong oleh indeks konsumsi rumah tangga yang mengalami deflasi pada September 2021.
"Kalau untuk belanja maka bisa dinilai konsumsi dan daya beli masyakarat dinilai membaik. Dan itu akan diasumsikan dapat berimbas pada pendapatan emiten-emiten ritel," terangnya, sembari menambahkan bahwa investor perlu mencermati emiten ritel mana yang unggul dalam digitalisasi produk mereka.
"Nah, justru di sini nanti akan terlihat ritel-ritel yang mana aja yang dapat bertahan, baik dia sedang build-up platform belanja digitalnya atau sudah masuk dalam ekosistem platform digital yang ada," tambahnya.