Kepala SKK Migas ini menjelaskan bahwa sektor ini sangat membutuhkan investasi dari Investor untuk dapat menerapkan 4 strategi untuk mencegah penurunan produksi migas. Pertama yakni bagaimana mengoptimalkan tingkat produksi yang ada dengan memanfaatkan cadangan minyak yang ada (block door existing). Menurutnya jika perusahaan yang bergerak di sektor ini tidak melakukan apa – apa maka akan menimbulkan natural decline sebesar 20%.
“Jadi kalau dalam analisa DEN dalam rencana strategi umum Migas Nasional, seharusnya berada di sekitar 600 ribu barel oil per hari, namun saat ini kita masih bisa memproduksi diatas 750 ribu per hari karena memang ada upaya – upaya (meningkatkan produksi),” Jelasnya.
Kedua adalah bagaimana cara mempercepat sumber ke produksi dengan cara memecah cadangan supaya proses produksi lebih cepat selagi menunggu ditemukannya cadangan minyak yang lebih besar.
“Ini kita dorong supaya kita bisa mempercepat merubah dari cadangan menjadi produksi,” lanjutnya.
Strategi ketiga, adalah mendorong Implementasi IOR (Improved Oil Recovery). Dwi juga mengakui bahwa hal ini membutuhkan waktu namun dirinya berharap pada 2023 sudah mulai berdampak hasilnya dengan memperbarui cadangan minyak di Indonesia.