Senada, BRI Danareksa, dalam riset pada 10 September 2025, menilai prospek sektor unggas semakin kokoh seiring program MBG pemerintah yang akan digulirkan mulai September 2025. Berdasarkan estimasi analis, program ini berpotensi menyerap tambahan 3,4–5,0 persen produksi ayam pedaging bulanan.
Perhitungan ini didasarkan pada 7.558 dapur pusat (SPPG), masing-masing melayani 3.000 penerima, dengan porsi 50 gram ayam per orang dan konsumsi 2–3 kali per minggu. Pemerintah menargetkan peluncuran penuh program ini untuk 82,9 juta penerima pada November 2025, yang bisa melipatgandakan penyerapan ayam.
Menurut BRI Danareksa, harga live bird (LB) kini berada di titik tertinggi tahun ini, Rp22.600 per kg, dengan rata-rata kuartal berjalan Rp19.700 per kg atau naik 17 persen secara kuartalan. Kenaikan ini dipicu penurunan impor GPS tahun lalu, belanja pemerintah yang meningkat, dan perluasan MBG.
Tren ini, kata BRI Danareksa, juga membantu mengimbangi kenaikan biaya pakan. Meski harga jagung rata-rata kuartal ini Rp6.116 per kg, turun dari Rp6.800 akhir Agustus, pemerintah dinilai tetap ketat mengendalikan harga lokal sehingga potensi manfaat panen bisa terbatas.
Analis BRI Danareksa mencatat tren ekspansi margin tengah berlangsung. Dengan harga LB saat ini, laba bersih integrator diproyeksikan tumbuh 16–20 persen dibanding pekan sebelumnya, melonjak 114–147 persen dibanding Agustus 2025, dan 140–364 persen dari titik terendah kuartal II-2025.