“Transisi ini semakin solid dengan neraca keuangan yang sehat, akses pendanaan yang lebih baik, dan kontrol operasional yang kian kuat,” demikian kata analis Sucor.
BUMI
BUMI membuka babak baru dengan target ambisius: menghasilkan 50 persen EBITDA dari segmen non-batu bara pada 2030. Dalam riset bertanggal 16 Juni 2025, Sucor Sekuritas merekomendasikan beli (buy) dengan target harga Rp160 per saham.
Sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, BUMI tetap solid dengan target produksi 80 juta ton per tahun dari KPC dan Arutmin. Reformasi struktur royalti Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) menjadi katalis margin baru—tarif turun dari 28 persen ke 19 persen—yang meningkatkan efisiensi secara struktural.
Sucor memproyeksikan laba bersih BUMI rebound 14 persen menjadi USD72 juta pada 2026 seiring stabilnya harga batu bara, turunnya biaya bahan bakar, dan penuh manfaat dari skema royalti baru. Sementara itu, langkah diversifikasi mencakup akuisisi tambang emas di Australia dan konsesi bauksit yang akan dikembangkan menjadi smelter alumina senilai USD1,5 miliar.
BRMS
Dengan cadangan 5 juta ons troy (oz) emas, BRMS menegaskan dirinya sebagai salah satu penambang emas terbesar di Indonesia. Sucor Sekuritas menaikkan rekomendasi menjadi beli (buy) dengan target harga Rp750 per unit, didukung lonjakan produksi dan ekspansi agresif.