sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prospek Menarik SSIA, Didukung Ekspansi BYD dan Investasi Konglomerat

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
09/10/2025 07:35 WIB
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) semakin memperkuat prospek kawasan industri Subang Smartpolitan seiring rencana ekspansi besar-besaran BYD.
Prospek Menarik SSIA, Didukung Ekspansi BYD dan Investasi Konglomerat. (Foto: SSIA)
Prospek Menarik SSIA, Didukung Ekspansi BYD dan Investasi Konglomerat. (Foto: SSIA)

IDXChannel - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) semakin memperkuat prospek kawasan industri Subang Smartpolitan seiring rencana ekspansi besar-besaran produsen kendaraan listrik asal China, BYD.

Setelah membeli lahan seluas 108 hektare pada tahun buku 2024, BYD berencana mengakuisisi tambahan lahan sehingga total kepemilikannya melebihi 200 hektare. Pabrik tersebut akan menjadi yang terbesar di kawasan, dan akan difungsikan untuk perakitan kendaraan listrik serta produksi baterai EV.

Trimegah Sekuritas dalam riset 7 Oktober 2025 memperkirakan, proses akuisisi dan serah terima lahan rampung pada tahun buku 2025. Langkah ini menjadi penopang utama target penjualan lahan SSIA tahun depan sebesar 110 hektare, dengan 100 hektare berasal dari Subang dan 10 hektare dari Karawang.

Selain BYD, pembicaraan juga masih berlangsung dengan calon penyewa lain dari sektor alat berat, bahan bangunan, dan elektronik.

Penjualan lahan di Subang diperkirakan kembali ke tingkat normal sekitar 60 hektare per tahun. Namun, harga jual rata-rata (ASP) diproyeksikan terus naik seiring rencana pengoperasian akses tol Patimban pada kuartal I-2027. Infrastruktur dasar kawasan saat ini sudah 95 persen rampung.

Dari segmen perhotelan, SSIA juga diperkirakan mencatat pemulihan signifikan pada 2026 setelah rampungnya renovasi Melia Bali yang akan berganti nama menjadi Paradisus by Melia Bali. Penutupan hotel sejak Oktober 2024 sempat menekan kinerja segmen ini, namun pembukaan kembali pada Desember 2025 diyakini akan mendongkrak okupansi dan margin.

Meski prospeknya menjanjikan, Trimegah memangkas proyeksi laba SSIA untuk 2025-2027 menjadi Rp171 miliar-Rp384 miliar dari sebelumnya Rp497 miliar-Rp685 miliar, seiring tekanan margin yang berlanjut. Proyeksi margin kotor pun diturunkan ke kisaran 25,7 persen-32,3 persen.

Trimegah Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga IDR 3.600 per saham. SSIA dinilai menarik karena memiliki lahan sekitar 2.700 hektare di Subang, menjadi penerima manfaat dari pengembangan Pelabuhan Patimban, serta memiliki potensi monetisasi utilitas ketika penyewa utama mulai beroperasi.

Risiko utama berasal dari potensi penjualan lahan dan serah terima yang lebih lambat dari perkiraan.

Sementara, Bahana Sekuritas memulai ulasan atas SSIA dengan rekomendasi beli dan target harga Rp2.500 per saham, berdasarkan diskon 50 persen terhadap NAV. Prospek jangka panjang SSIA ditopang oleh kawasan industri Subang Smartpolitan, kehadiran BYD sebagai penyewa utama, serta beroperasinya Tol Patimban-Subang pada kuartal I-2027.

Dukungan dua konglomerat besar, Djarum Group (10 persen) dan Barito Group (6 persen), memperkuat pengembangan jangka panjang. Djarum telah membangun infrastruktur serat optik, sedangkan Barito menggelontorkan kontrak awal Rp50 miliar untuk pembangunan dasar kawasan Griya Idola Patimban Industrial Park.

Penjualan lahan melonjak menjadi 37 hektare pada 2024, dengan target 120 hektare pada 2025. Bahana memperkirakan pemasaran lahan Subang mencapai 70 hektare per tahun pada 2026-2027 seiring pembangunan jalan tol.

Dari segmen perhotelan, pembukaan Paradisus Melia Bali pada 2026 diperkirakan menggandakan pendapatan hotel menjadi Rp1 triliun, berkontribusi 15 persen terhadap pendapatan SSIA. Bahana menilai kombinasi aset industri strategis, bisnis hotel, dan dukungan konglomerat menjadi pendorong valuasi SSIA ke depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement