IDXChannel – Harga minyak mentah mencatat penurunan mingguan tajam, dengan West Texas Intermediate (WTI) merosot 5,1 persen dan Brent turun 4,4 persen pada pekan yang berakhir Jumat (8/8/2025) lalu.
Tekanan datang dari prospek ekonomi global yang lesu akibat tarif perdagangan, meski jelang akhir pekan harga bergerak stabil di tengah penantian pasar atas pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Menurut analis FXEmpire, James Hyerczyk, harga WTI ditutup di bawah rata-rata pergerakan 52 pekan (MA-52 week) di USD64,32, memicu potensi tekanan jual lebih lanjut karena pelaku pasar jangka panjang cenderung bersikap defensif.
OPEC+ memastikan kenaikan produksi sebesar 547.000 barel per hari pada September, menghapus sepenuhnya pemangkasan sukarela sebelumnya. Tambahan pasokan ini datang di tengah proyeksi pertumbuhan permintaan yang lemah, sehingga berisiko menekan harga kecuali terjadi lonjakan permintaan tak terduga atau gangguan pasokan di wilayah lain.
Sentimen negatif juga datang dari tarif baru AS terhadap sejumlah mitra dagang yang berlaku mulai Kamis, memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Aktivitas ekonomi yang melemah umumnya menekan konsumsi energi, terutama di negara dengan volume perdagangan tinggi, yang pada gilirannya bisa mengurangi impor minyak mentah.