"Teknologi ini membuat pekerjaan lebih presisi sekaligus efisien,” katanya.
Di samping itu, kata Joko, proyek ini juga mengedepankan aspek sosial dan lingkungan. PTPP mendesain jembatan khusus dengan bentang 70 meter dan tinggi 16 meter untuk menjamin akses nelayan Cilincing dan Kalibaru.
Kemudian, perseoran juga akan menggunakan limbah industri baja (slag) sebagai material ramah lingkungan untuk menekan emisi karbon, melibatkan warga sekitar sebagai tenaga kerja, serta menerapkan metode lean construction dengan reusable formwork guna mengurangi limbah.
Dengan pengalaman panjang dalam membangun infrastruktur pelabuhan, termasuk Makassar New Port dan Kalibaru, PTPP optimistis dapat menyelesaikan proyek NPEA Seksi II dengan standar mutu terbaik dan zero accident.
“Proyek ini akan menjadi simbol kemajuan konektivitas maritim Indonesia, memperkuat daya saing logistik nasional, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar Joko.