IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau ke level 7.079 pada perdagangan saham terakhir di 2024, hari ini (30/12/2024). Rapor IHSG sepanjang tahun diwarnai dengan banyak sentimen.
Head of Research at NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata mengatakan, tahun ini bukan perdagangan yang ideal bagi IHSG karena tidak menyentuh target akhir tahun di 7.800.
"Ternyata semakin ke sini ke 7.400 dan kita cukup pesimistis IHSG mencapai 7.200. Jadi memang tahun ini banyak sekali tantangannya, baik dari global maupun domestik," kata Liza dalam IDX Channel 2nd Session Closing Market 2024, Senin (30/12/2024).
"Secara global ini tahun politik yang cukup anomali. Yahun pemilu harusnya Bursa naik. Ini kita malah menjadikan bursa terburuk di kawasan ASEAN," ujarnya.
Menurut Liza, IHSG menjadi terburuk dibandingkan negara ASEAN lainnya yang mencatat double digit, kecuali Thailand yang koreksi tiga persen. Sedangkan dibandingkan Amerika Serikat, mulai dari kripto hingga US Treasury berhasil mencetak keuntungan.
"Mulai dari tema penurunan suku bunga The Fed yang tidak sesuai ekspektasi, but anyway The Fed berhasil menurunkan tiga kali, sedangkan RDG BI cuma mampu satu kali saja karena menjaga stabilitas rupiah," kata Liza.
Akibatnya, US Treasury dan indeks dolar yang meningkat, lanjut Liza, membuat Rupiah susah untuk menguat dan karena yield obligasi tinggi, maka pasar saham terkoreksi.
Dari sisi domestik, Indonesia dihadapkan pergantian kepemimpinan yang membawa program-program baru yang penuh komplikasi dan penuh perdebatan.
"Not to mention terakhir perdebatannya adalah rencana pemerintah untuk menaikkan PPN satu persen menjadi 12 persen yang akan efektif tahun depan. Nah ini sungguh bikin pelaku pasar agak deg-degan," ujar Liza.
Sementara itu, ada kabar juga negara tetangga, yaitu Vietnam yang justru menahan untuk tidak menaikkan PPN di angka 10 persen. Target GDP negara itu juga 8 persen seperti Indonesia.
(Fiki Ariyanti)