Sementara segmen infrastruktur perseroan mencatat kenaikan pendapatan 31 persen menjadi Rp1,91 triliun. Subsegmen yang terbesar berasal dari bisnis infrastruktur sebesar Rp1,17 triliun, terutama karena adanya peningkatan pembelian listrik dari pengguna industri di Cikarang dan Kendal serta kenaikan harga gas dari USD6 ke USD8,7 per MMBTU.
Untuk segmen Leisure & Hospitality, KIJA mencatatkan pendapatan yang stabil sebesar Rp129 miliar. Kontribusinya berasal dari bisnis vila serta pariwisata Rp40 miliar dan golf Rp85 miliar.
Sementara laba kotor KIJA naik 28 persen menjadi Rp1,97 triliun. Namun, margin laba kotor turun dari 47 persen di 2023 menjadi 43 persen pada 2024. Faktor utama penyebab penurunan margin ini karena penjualan lahan di Kendal memiliki margin yang lebih rendah dibandingkan di Cikarang.
"Oleh karena faktor utama ini, margin laba segmen properti menurun dari 56 persen pada 2023 menjadi 53 persen pada 2024," katanya.
Selain itu, segmen infrastruktur juga mengalami penurunan margin laba kotor dari 37 persen menjadi 30 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya penjualan tenaga listrik di Kendal yang memiliki margin rendah serta peningkatan biaya gas sejak awal tahun.