sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Reli Lima Hari Berturut, Harga Minyak Dunia Kini Terkoreksi

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
28/09/2021 11:45 WIB
Setelah reli selama lima hari berturut-turut, pasar minyak mentah berjangka dunia terpantau melemah terkena aksi jual investor pada Selasa pagi.
Reli Lima Hari Berturut, Harga Minyak Dunia Kini Terkoreksi
Reli Lima Hari Berturut, Harga Minyak Dunia Kini Terkoreksi

IDXChannel - Setelah reli selama lima hari berturut-turut, pasar minyak mentah berjangka dunia terpantau melemah terkena aksi jual investor pada Selasa pagi, (28/9/2021).

Minyak berjangka Brent kontrak November dibuka turun di USD78,60 per barel dari penutupan sebelumnya di USD78,72. Pukul 09:56 WIB, Brent berjangka bergerak di level USD79,09, menguat 0,47%. Brent sempat melonjak 1,8% dan mencapai titik tertingginya sejak Oktober 2018 pada Senin lalu.

Sementara Minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) dibuka turun di US$75,42. Pukul 09:59 WIB, WTI kontrak Oktober bergerak menguat (0,50%) di US$75,83.

"Pasar minyak mengambil nafas sejenak setelah reli panjang, sejumlah investor meraup untung atas kenaikan lalu," kata Analis Fujitomi Securites, Toshitaka Tazawa, dilansir Reuters, Selasa (28/9/2021).

Selain itu kekhawatiran kenaikan harga minyak berpotensi mengurangi permintaan bahan bakar.

"Sentimen pasar masih tetap kuat dengan adanya pasokan yang lebih ketat," lanjutnya memprediksi bahwa Brent bakal mengunci harga di US$80 per barel.

Goldman Sachs memprediksi harga minyak dunia dapat meningkat USD10 hingga akhir tahun menjadi USD90 per barel khusus jenis Brent, dengan analisa bahwa pasokan global menjadi diperketat akibat hadirnya varian baru Covid-19 serta dampak badai tropis di AS.

Di samping itu, ada optimisme dari analis bahwa permintaan minyak juga bakal meningkat.

"Permintaan minyak dapat meningkat dengan tambahan 0,5 juta barel per hari atau 0,5% dari pasokan minyak global, karena harga gas yang tiniggi memaksa peralihan dari konsumsi gas ke minyak," kata Analis Komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

Vivek meyakini hal tersebut dapat memperketat harga minyak di pasaran.

"Ini bakal memperketat harga minyak di pasar, terutama dengan adanya penambahan pasokan dari negara-negara OPEC+," katanya seraya menambahkan bahwa harga energi masih dimungkinkan melanjutkan relinya jelang memasuki musim dingin di sejumlah negara-negara besar. (NDA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement