IDXChannel - Harga minyak mentah dunia yang saat ini tengah fluktuatif perlu diperhatikan bersama. Pasalnya, itu akan memengaruhi tingklat inflasi secara global, termasuk Indonesia.
Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori mengatakan, tarif atau harga minyak dunia yang naik menguntungkan produsen. Namun tetap ada kerugian yang perlu diwaspadai.
"Namun di sisi lain merugikan konsumen karena saat ini pengguna terbesar juga masih pada minyak fosil. Ini memang lazim dimana produsen diuntungkan akibat supply dan demand. Tapi setiap negara didunia masih bergantung pada minyak fosil ini yang berimbas ke perekonomian masing-masing,” ujarnya dalam Market Review IDX Channel di Jakarta, Senin (27/9/2021).
Jika mencerminkan harga perekonomian dunia dengan dominasi negara OPEC karena penghasil minyak, kenaikan harga yang saat ini hampir lebih 100% sejak 3 tahun terakhir menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi ditengah perang produksi antara negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC dan non-OPEC yang dimotori oleh Rusia.
Seperti diketahui produsen minyak terbesar saat ini tentunya masih dipegang oleh Amerika Serikat dengan produksi hampir 14 juta barel per hari, yang kedua disusul oleh Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah dengan produksi hampir 12 juta barel, sementara yang terakhir Rusia hampir 11 juta barel.