IDXChannel - Selama dua hari ke belakang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi yang cukup signifikan. Dalam dua hari berturut-turut, IHSG menurun 1,09 persen dan 0,55 persen hingga indeks harus terlempar dari level 6.000.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, penyebab terkoreksinya IHSG dua hari berturut-turut diperkirakan karena reaksi pelaku pasar terhadap rencana perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan adanya imbas dari berita-berita dalam negeri yang cenderung negatif secara makroekonomi.
"Selain itu, penerimaan pajak yang masih terkontraksi, kembali meningkatnya angka kasus Covid-19, dan perkiraan rendahnya inflasi," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (15/7/2021).
Sementara itu, sentimen global menurut Reza cenderung positif seiring dengan meningkatnya proyeksi pertumbuhan di China, dan pemulihan dari pandemi Covid-19 di sejumlah wilayah.
Dia menyebut, pemberitaan PPKM Darurat memberikan sentimen negatif sehingga dimanfaatkan untuk aksi profit taking. Padahal, ada katalis positif dari adanya kerjasama antara Indonesia dan Singapura dalam hal investasi seperti upaya pemulihan yang terus dilakukan pemerintah, dan sejumlah berita-berita positif dari emiten.
"Harapannya, dengan masih adanya sejumlah berita positif dari rencana-rencana ekspansi emiten dapat membawa IHSG ke arah positif meski perkiraan masih akan naik tipis," kata dia.
"Pelaku pasar bisa cermati sektor kesehatan dan pendukungnya dan terkait dengan teknologi atau digital," sambungnya.
Sementara itu, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan, rencana perpanjangan PPKM Darurat juga menjadi sentimen penurunan IHSG belakangan ini, meskipun tidak terlalu berdampak signifikan.
"IHSG berpeluang mengalami perbaikan, pada dasarnya pergerakan masih konsolidasi juga dalam range 5.947 - 6.114. (sektor saham yang bisa dimanfaatkan) sektor farmasi dan rumah sakit," tuturnya. (NDA)