IDXChannel - PT Widodo Makmur Unggas Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi memantapkan langkahnya di pasar modal, dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Widodo Makmur Unggas (WMU) resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam di tahun 2021 dengan kode saham WMU.
“Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama WMU Ali Mas’adi, di Jakarta, Selasa (2/1/2021).
Dalam proses Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), WMU menetapkan harga saham IPO di angka Rp180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%.
Saham WMU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum. PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia, diketahui sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) perseroan.
WMU juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik, dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35% menjadi 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun ini, untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
Sekadar informasi, pada tahun 2021 perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap.
"IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas. Ke depannya Perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam," imbuhnya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, perseroan tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436% dan laba bersih 259% dari tahun lalu.
"WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton," tandasnya. (sandy)
Widodo Makmur Unggas (WMU) resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam di tahun 2021 dengan kode saham WMU.
“Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama WMU Ali Mas’adi, di Jakarta, Selasa (2/1/2021).
Dalam proses Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), WMU menetapkan harga saham IPO di angka Rp180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%.
Saham WMU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum. PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia, diketahui sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) perseroan.
WMU juga berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik, dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float dari 35% menjadi 15% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun ini, untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
Sekadar informasi, pada tahun 2021 perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap.
"IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas. Ke depannya Perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam," imbuhnya.
Meski di tengah pandemi Covid-19, perseroan tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436% dan laba bersih 259% dari tahun lalu.
"WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton," tandasnya. (sandy)